Just another WordPress.com site

Diary-1

5 Februrari 2011

.Hari ini aku (sebagai ketua yayasan) datang ke RA Al-Mursyida. Ruang kantor begitu pengap dengan bau kotoran “curut” sejenis tikus. Beberapa bangku tak terurus numpuk di kantor itu. Tak ada satupun struktur organisasi, yang ada adalah tempelan huruf hijaiyah. Lima menit di dalam ruangan kantor itu rasanya tidak kuat, sesak dengan bau kotoran itu. Ruang kantor itu sebenarnya milik bersama antara RA dan TPQ. Tapi kenapa tak terurus? Mas Jayadi seorang pengawas di Yayasanku adalah orang yang sering mendiskusikan masalah ini. Akhirnya aku bertekat untuk membuat “big jump” dengan menyulap kantor itu menjadi kantor yang ideal. Ini sebuah obsesi yang tak boleh berhenti.

Akhirnya kami mulai membeli dua buah meja yang tidak terpakai dari SD terdekat.  Di rumah aku punya dua buah meja belajar, yang satu rencana tak buat sebagai meja kepala RA. Dan dua meja itu untuk 3 guru lainnya. Taplak meja tak mintakan dari istriku yang habis dibelinya. Keramik yang sudah busam itu aku tutupi dengan karpet. Pintu yang merupakan jalan “tol” curut itu dikasih papan penutup dari belakang. Pemblokiran jalan curut.

Struktur sudah mulai kami cetakkan, yaitu struktur Yayasan Masjid Daarul Muttaqien.  RA ini milik masyarakat sehingga layak jika bernaung di bawah yayasan masjid. Struktur RA sendiri dan Struktur Komite RA. Istriku Hj. Sri Idayatun, S. Ag.  tak harapkan bisa mensupport saya dalam melahirkan OBSESI SEKOLAHNYA MANUSIA di Conge ini. Oh ya… Ijin operasional sudah tak berikan ke Kepala RA, namun entahlah belum dipasang.

12 Februari 2012

Sore ini aku menunggu Jayadi dan Ulin untuk menyulap ruangan itu. Tadi pagi, Jayadi dibantu Pak Suba’i Thohari sudah membersihkan ruangan itu.  Taplak baru punya satu. So what? Aku ingin memotretnya setelah nanti layak sebagai kantor guru. Semoga nanti banyak sukarelawan yang punya obsesi untuk membangunkan Conge yang tertinggal ini agar  menggeliat dan ber-METAMORFOSE menjadi masyarakat Santun, Dinamis, Kreatif, Unggul, Sejahtera, Beriman dan Bermartabat (SDKU SBB). Semoga punya sekolah yang mampu mendidik dan melahirkan warga Conge yang luar biasa baik pada persaingan lokal maupun global. Amien. Wk wk….

KONSEP BCCT DI RA AL-MURSYIDA: SEBUAH PERSPEKTIF


Mengapa pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin?

Usia dini merupakan masa emas (golden age) dalam perkembangan diri setiap anak. Perkembangan kecerdasan atau intelektual seorang anak terjadi sangat pesat pada usia dini ini. Perkembangan kecerdasan tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan stimulasi dari lingkungan. Kurangnya stimulasi lingkungan menyebabkan perkembangan anak tidak optimal atau terhambat. Inilah permasalahan yang perlu disadari oleh setiap orang tua yang menginginkan agar kecerdasan anaknya tumbuh dengan normal dan optimal. Raudhatul Athfal Al-Mursyida merupakan lingkungan buatan yang dirancang secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi anak tersebut.

Menurut penelitian para ahli bahwa perkembangan intelektual anak sejak lahir hingga usia 4 tahun sama banyaknya dengan perkembangan intelektual dari usia 4 tahun hingga 18 tahun. Perkembangan intelektual dari usia 4 tahun hingga 8 tahun lebih banyak dari pada usia 8 tahun hingga 18 tahun. Inilah yang menjadi landasan pokok kenapa orang tua harus memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan bermain, baik di playgroup (PAUD), RA, maupun TK.

Mengapa anak-anak belajar harus melalui bermain?

Ada tiga komponen penting dalam otak seorang anak terkait dengan proses optimalisasi pembelajaran. Hal ini sering dikenal dengan istilah “three in one“, yaitu: Batang otak, Limbik dan Korteks.  Pertama adalah “batang otak” yang memiliki fungsinya untuk bertahan. Batang otak dikenal sebagai “fight atau flight”. Apabila anak dalam keadaan tertekan, takut, terancam, maka hanya batang otaknya yang bekerja. Dalam kondisi ini anak tidak dapat belajar dengan baik. Komponen kedua adalah bagian “limbik” (emotion). Bagian ini dikenal sebagai tempat rasa sayang. Apabila anak dalam kondisi aman, nyaman, dan menyenangkan, maka sistem limbiknya akan bekerja dengan baik. Dalam kondisi ini anak dapat belajar dengan baik. Bagian ketiga adalah “korteks” (tempat berpikir). Dikenal sebagai bagian kerja sekolah atau topi berpikir. Merupakan pusat untuk berpikir. Jika sistem limbik menerima perasaan nyaman/menyenangkan, maka lapisan ini dapat berfungsi secara baik juga. Inilah yang akan kami jadikan sebagai landasan psikologis dalam mengembangkan pembelajaran di RA Al-Mursyida.

Bagaimana Kaitannya dgn Metode “Beyond Center and Circle Time”?

Metode ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak. Agar kecerdasannya dapat berkembang secara optimal, maka otak anak perlu dirangsang untuk terus  berfikir secara aktif dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mencontoh atau menghafal). Metode ini memandang bermain (playing) sebagai wahana yang paling tepat dan satu-satunya wahana pembelajaran anak, karena disamping menyenangkan, bermain dalam setting pendidikan dapat menjadi wahana untuk berfikir aktif dan kreatif.

Apakah yang dimaksud dengan Metode “Beyond Center and Circle Time” ?

BCCT adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Metode ini dikembangkan berdasarkan hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik. BCCT merupakan pengembangan dari metode Montessori, HighScope, dan Reggio Emilio, yang dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) Florida, USA. BCCT ini pernah dilaksanakan di Creative Pre School Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus.

Apa Ciri-ciri dari Metode “Beyond Center and Circle Time” ?

Metode BCCT memiliki ciri-ciri: (1) Pembelajarannya berpusat pada anak; (2) Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting; (3) Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan berani mengambil keputusan sendiri; (4)  Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator; (5) Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat; (6) Memiliki standar operasional prosedur yang baku; (7)    Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak main dilakukan dalam posisi duduk melingkar.

Titipkan buah hati anda di RA AL-MURSYIDA untuk menjadi mutiara yang indah!

Berangkat dari keinginan  masyarakat  Ngembalrejo Kudus  akan tersedianya taman pendidikan anak yang representatif, berkualitas dan Islami maka Yayasan Masjid Darul Muttaqien berupaya keras untuk menghadirkan lembaga pendidikan dan bermain anak yang mampu menstimulasi daya-daya  kreativitas, aktivitas, keceriaan, trampil dalam nuansa Islami. Akhirnya lahirlah Raudhatul Athfal Al-Mursyida, sebuah lembaga pendidikan setara dengan Taman Kanak-Kanak.

Sebagai sesuatu yang baru lahir tentu saja  masih banyak kekurangan di sana-sini. Namun usaha gigih, pantang menyerah, visi yang jelas dari Yayasan Masjid Daarul Muttaqien (YMDM) dan dukungan kuat masyarakat, segenap stakeholder yang memang ahli dalam menangani dunia pembelajaran, Insya Allah, Raudlatul Athfal ini akan tumbuh, berkembang, serta menjadi idola masyarakat Ngembalrejo dan sekitarnya di kelak kemudian hari. Memang kami bukan yang pertama tapi kami ingin menjadi yang terbaik dan berkah: WE ARE NOT THE FIRST BUT THE BEST. Amien. Mohon do’a restu, kepedulian, dan sumbangannya baik moril dan materiil.

Bagi Anda yang ingin menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah, dalam ujudnya membantu pendirian gedung RA Al-Mursyida silahkan hubungi e-mail: almursyida@yahoo.com. Jazzakumullah Khoiron Katsiro.

 

posted by:   | Almursyida | Ngembalrejo |